Apa yang paling terkenal dari DOMPU?! :)
Jika
tolok ukurnya adalah tempat favorit kunjungan wisatawan mancanegara,
maka Pantai Lakey adalah jawabannya! Pantai Lakey atau Lakey Beach
yang terletak di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa
Tenggara Barat, adalah salah satu lokasi berselancar terbaik yang diakui
oleh dunia. Berbagai event surfing berskala internasional rutin diselenggarakan di sana.
Untuk
menuju tempat ini, dari bandara Sultan Muhammad Salahuddin di Bima
dapat menyewa mobil dengan tarif sekitar 600 ribu Rupiah, atau dapat
menggunakan bus biasa menuju Dompu dengan tarif sekitar 50 ribu Rupiah
sampai ke Terminal Ginte, Kabupaten Dompu, setelah itu menawar Bemo
Kota mengantar ke Lakey dengan kisaran harga antara 200-300 ribu
Rupiah.
Bukan
tanpa alasan Pantai Lakey dipilih oleh para wisman maupun turis lokal.
Jika pada satu kesempatan naik pesawat ke Bima, dan melihat rombongan
bule menggotong papan selancar, hampir bisa dipastikan, tujuannya adalah
Lakey! Mereka rela menempuh jarak jauh ratusan kilometer dari Bima di
utara pulau Sumbawa ke Lakey di selatan, melalui rute berliku dan jalan
yang bergelombang, dan tak hanya sekali, melainkan berkali-kali! Bagi
mereka mungkin perjuangan itu bagian dari rangkaian tantangan, dan
tantangan sebenarnya baru dimulai saat debur ombak memecah pantai, dan
bergulung-gulung gelombang mengundang para peselancar untuk segera
menungganginya!
Lakey Beach IS in Dompu!
WELCOME TO DOMPU!!! :)
—
Untuk
mencapai Pantai Lakey, pengunjung harus melewati dulu Kota Dompu. Kota
kabupaten yang terletak di bagian tengah Pulau Sumbawa ini adalah kota
yang asri, tenang, damai. Meski kotanya kecil, tapi luas cakupan wilayah
Kabupaten Dompu itu sendiri merentang dari kaki gunung Tambora di
utara, hingga Pantai Lakey di ujung selatan.
Dompu bukan hanya Lakey! Maka jika pada tulisan sebelumnya, telah dikelompokkan cluster
tujuan wisata menjadi tiga: Dompu Utara, Dompu Tengah, dan Dompu
Selatan, dan kita telah berkelana ke tempat wisata di daerah Dompu
Utara, pada tulisan kali ini kita akan sedikit lebih mengenal
tempat-tempat wisata di Dompu Tengah serta Dompu Selatan.
Anggap
saja sedang menikmati panjang perjalanan, sambil berkendara menuju ke
Lakey, disuguhi informasi menarik tentang tujuan wisata lain di Dompu
yang terlalu sayang untuk tidak sempat disinggahi! Misalnya, Mada Prama. Terletak
hanya sekitar 4 km dari kota Dompu, wilayah hutan lindung ini merupakan
rumah bagi marga satwa dan aneka flora. Mada Prama juga memiliki kolam
renang dengan pemandangan yang indah. Lebih banyak tempat wisata menarik
akan kita jumpai, jadi persiapkan bekal, sebab kita akan tamasya
bertualang! :D
—
Tempat singgah pertama kita adalah Nanga Tumpu.
Nanga Tumpu adalah kawasan yang
memiliki berbagai gugusan pulau kecil. Terletak di jalur Jalan Raya
Sumbawa-Dompu dengan jarak 30 kilometer dari ibukota Kabupaten Dompu,
memakan waktu lebih kurang setengah jam. Pulau-pulau kecil yang disebut
Nisa meliputi: Nisa Pudu, Nisa Rate, Nisa Maja, dan Nisa Kodo
dengan hamparan pasir putih yang sangat indah. Kawasan Nanga Tumpu dan
sekitarnya sangat cocok untuk kegiatan berenang, memancing dan
menyelam. Pada musim tertentu seperti saat musim angin bertiup dari
selatan dan barat, sekitar bulan Januari hingga Maret, serta Juli dan
Agustus, di kawasan ini sering diadakan lomba perahu layar tradisional,
di samping kegiatan olah raga seperti Wind Surfing dan Kite Surfing.
Seperti inilah indahnya Nisa Pudu! :)
Selain
kawasan Nanga Tumpu, masih di daerah Dompu Tengah, di sebelah barat
Teluk Cempi, terhampar pantai pasir putih yang lembut di wilayah
terpencil yang keindahannya masih alami. Pantai Ria
adalah tempat yang tepat untuk melarikan diri dari rutinitas keseharian
yang melelahkan dan bersantai ria dengan keluarga. Karena ketenangannya,
Pantai Ria digemari khususnya oleh para pemancing. Daerah favorit
untuk memancing adalah tebing ‘Doro Belanda’.
Meski
tenang, Pantai Ria juga menjadi salah satu tujuan rekreasi yang ramai
dikunjungi warga pada akhir pekan. Lokasinya yang dekat dari kota, hanya
lebih kurang satu jam, ditambah akses jalan sebagian besar sudah mulus
dan diaspal, membuat Pantai Ria layak menjadi pilihan wisata untuk
disinggahi. Tentunya butuh pembenahan dan perhatian dari pemerintah
daerah setempat untuk peningkatan pelayanan publik.
—
Memasuki Kecamatan Hu’u, sebelum tiba di Lakey, masih ada situs yang
layak disinggahi, terutama bagi penggemar arkeologi dan peninggalan
purbakala. Situs Nangasia terletak di kawasan wisata
Lakey. Nenek moyang masyarakat Dompu sudah memiliki peradaban dan
menguasai teknologi cukup tinggi diperkirakan sejak 4.500 SM. Hal
tersebut ditandai dengan ditemukannya berbagai peninggalan masa lampau
berupa manik-manik dan keramik. Selain itu, di kawasan ini juga
ditemukan Batu Kursi (Wadu Kadera), yakni kursi tempat penobatan para
Ncuhi (kepala suku), di samping terdapat bekas telapak kaki Ncuhi dan
Kubur Duduk. Situs ini ditemukan oleh tim Arkeologi Pusat Jakarta dan
Denpasar.
Baru-baru ini ditemukan lagi benda-benda purbakala di Doro Kabotai, Desa
Daha, masih kecamatan Hu’u, hanya dua kilometer dari Situs Nangasia.
Benda-benda yang diperkirakan berusia ribuan tahun itu antara lain
berupa kuburan kuno, batu nisan berukir, 15 buah tombak dan 12 buah
cincin. Selain itu ditemukan pula patahan gelang, permata berwarna
merah, uang kuno berlobang lesung, dan kursi dari batu. Diduga terdapat
hubungan antara situs Doro Kabotai dengan situs Dorosai di Doro Nanga,
yakni sama-sama merupakan bekas Kerajaan Daha di Dompu.
Selain situs purbakala, di kawasan wisata Lakey juga terdapat obyek wisata Air Panas Lamea, Goa Jepang, dan Kampung Purna
sebagai kampung tertua penduduk asli Dompu. Sayang, jalan menuju ke
kampung yang kosong dan tak ditempati itu juga sulit dijangkau, sebab
rutenya berkelok-kelok dan berupa batu-batu lepas. Adapun Air Panas
Lamea direncanakan dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Micro
Hidro (PLTMH) karena potensinya menghasilkan hingga 65 Mega Watt. Saat
ini Air Panas Lamea dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan berobat,
dikarenakan kandungan belerangnya.
Nanga Doro adalah daerah resort pegunungan tradisional
di dekat Hu’u yang terkenal dengan sumber mata air panas dimana suhunya
dapat mencapai 80 derajat Celsius. Tempat ini benar-benar merupakan
tempat yang sesuai untuk beristirahat dan melemaskan otot-otot yang
sakit setelah seharian penuh berselancar.
Baiklah, karena sepertinya pembaca sudah tidak sabar, tiba saatnya kita memasuki kawasan wisata utama di Dompu, PANTAI LAKEY!!! :D
—
BYURRR!!!
WOW!!!
Kata pepatah, satu gambar mewakili seribu kata-kata. Tiga gambar masih kurang? ;) Ini bukan hasil edit-an Photoshop.
Memang demikian adanya ombak di Pantai Lakey! Cukup membuat terkesima?
Tunggu hingga mencoba datang dan rasakan sendiri hempasan deburan keras
gelombangnya! :D
Pantai Lakey berjarak kurang lebih 40 km ke arah selatan kota Dompu dan
memakan waktu 1 jam 45 menit untuk mencapainya. Yang membuat pantai ini
berbeda adalah kehebatan dan konsistensi jenis ombaknya. Meski
ketinggian ombak tidak terlalu istimewa, sekitar enam hingga delapan
meter, namun arah sapuannya memiliki tingkat kesulitan tersendiri.
Peselancar dunia menyenangi ombak Lakey karena arah sapuan ombaknya ke
kiri bukan ke kanan, disebut juga dengan arus kidal.
Terdapat empat jenis ombak yang populer. Nangas adalah jenis ombak berbentuk mendatar. Lakey Peak adalah ombak yang awalnya memuncak kemudian mendatar. Lakey Pipe adalah ombak yang bentuknya menyerupai pipa, jenis ombak yang juga dapat ditemui di Hawaii. Adapun Periscope
adalah jenis ombak yang bergulung menyerupai teropong, sehingga saat
meliuk di dalamnya, peselancar seolah berada di dalam teropong. Apabila
di Pulau Nias atau di Hawaii ombak bergerak hanya ke satu arah, di Lakey
ombak bisa bergerak dua arah, ke kanan dan ke kiri. Secara teknis,
ombak di Pantai Lakey dianggap aman untuk olah raga selancar. Dalam
kondisi normal, ketinggian ombak antara 1,5 sampai 3 meter dengan
kedalaman pantai mencapai 4 meter. Deburan ombak berjarak 150 meter
dari pasang surut air.
Posting Komentar